Jumat, 02 Desember 2016

Giant Tree,Giant humans,Behemoth,leviathan, dan Tannin

Salah satu topik yang berkaitan dengan teori bumi datar adalah Giant Tree (Pohon Raksasa) , sebagaimana termaktub di salah satu kitab agama samawi yaitu di dalam bible , yang kurang lebihnya berbunyi :

4:10 Adapun penglihatan yang kudapat di tempat tidurku itu, demikian: di tengah-tengah bumi ada sebatang pohon yang sangat tinggi;
4:11 pohon itu bertambah besar dan kuat, tingginya sampai ke langit, dan dapat dilihat sampai ke ujung seluruh bumi
(Kitab Daniel)



Dari melihat ayat di atas ,apakah pembaca bisa menyimpulkan sendiri ,bahwasanya dulu di zaman Nabi Isa ‘alaihissalaam terdapat sebuah pohon yang menjulang tinggi di tengah tengah bumi yang kita tinggali ini ? lalu kalau bumi ini globe , dimana posisi letak tengah bumi ? di amerika , di rusia , atau di Madura ? dan apakah pohon itu masih exist sampai sekarang ? kalau iya , dimana keberadaannya ?

Jujur , penulis sendiri pun tidak bisa memastikan di mana letak pohon raksasa terakhir yang hidup di zaman Nabi Isa Al Masih.





“Hmm.. pohon raksasa terakhir di tengah bumi”
Berarti apakah di zaman sebelum Nabi Isa ‘alaihissalam ada pohon pohon raksasa lainnya? Jawabnya , InsyaaALLah iya






Lalu bagaimana kita sebagai ummat muslim menyikapi hal ini ?
Yang namanya Giant tree , pastilah manusia nya yang hidup di zaman itu pun memiliki ukuran lebih besar dari ukuran manusia zaman sekarang.
Di Zaman Nabi Adam ‘Alaihissalaam , ukuran manusia pada saat itu memiliki ukuran tinggi rata- rata sekitar 3000 cm atau setara 3 meter , sebagaimana juga pernah di kabarkan oleh RasuluLLah Sallallahu ‘alaihissalaam dalam sabdanya :


“Dahulu Allah menciptakan Adam ‘Alaihissalam yang tingginya enam puluh hasta (ukuran tangan kalian)

1 hasta = 45 sentimeter
60 hasta = 2700 sentimeter
Jadi Tinggi Nabi Adam ‘alaihissalaam sekitar 27 meter (MasyaaALLah)

lalu dari bilangan ini , kita bisa membuat perbandingan rumus hitungan tinggi pohon di zaman NAbi Adam ‘Alaihissalaam , yaitu dengan melihat perbandingan tinggi pohon zaman sekarang dengan tinggi rata-rata manusia sekarang (180 cm)
Di zaman ini , pohon tertinggi ada di California (Amerika) yang berjenis Redwood , dengan tinggi mencapai 112 meter.
maka perhitungannya :

11200 cm : 180 cm = 62,2

jadi , tinggi pohon di zaman Nabi Adam ‘Alaihissalaam adalah 62 kalinya tinggi Nabi Adam , maka perhitungannya :

62 x 2700 cm = 167.400 cm atau 1.674 meter

MasyaaALLah, berarti pohon di zaman Nabi Adam hampir setara tinggi gunung kelud !!







Dalam sejarah abad ini rangka tulang belulang giant yang pernah di temukan oleh arkeolog tercatat  , cuman memiliki tinggi 18 kaki atau setara 6 meter , dan itu sangat jauh dari ukuran skala tinggi nabi Adam (27 meter).
Analisa saya , mengindikasikan bahwa tengkorak giant yang berukuran sekitar 6 meter itu adalah manusia yang dulunya hidup di zaman Nabi Daud 'Alaihissalam (WaLLahu'alam).
Kenapa saya berspekulasi demikian ?
Sebab kuburan Nabi Daud 'Alaihissalaam di jerussalem memiliki panjang sekitar 4-6 meteran kurang lebih.(WaLLahu'alam)








Behemoth


Behemoth adalah hewan raksasa , mereka hidup di zaman Nabi Adam ‘alaihissalam , dan mungkin saja hidup sampai di zaman Nabi Ayub ‘Alaihissalam , karena ALLah berbicara dengan Nabi Ayub ‘Alaihissalaam






Sebagaimana termaktub dalam bible kitab ayub 40 : 10, dengan berbeda beda konteks :


Konteks AYT
 (40-10) Sekarang, lihat behemot, yang Aku ciptakan bersama-sama denganmu, ia makan rumput seperti lembu

Konteks TL (1954) 
 (40-10) Lihatlah olehmu akan Behemot, yang telah Kujadikan sertamu, bahwa ia makan rumput seperti lembu.

Konteks BIS (1985) 
Perhatikanlah Behemot, si binatang raksasa; seperti engkau, dia pun ciptaan-Ku juga. Rumput-rumput menjadi makanannya, seperti sapi dan lembu biasa.

Konteks TB (1974)
 (40-10) "Perhatikanlah kuda Nil  , yang telah Kubuat c  seperti juga engkau. Ia makan rumput seperti lembu.



Perbedaan konteks terjemahan dari tahun ke tahun , akan menimbulkan polemik multi tafsir dari kalangan sekte-sekte jamaah gereja ,hingga orang orang bertanya apa dan bagaimana bentuk sebenarnya Behemoth.

Ilmuwan arkeolog abad ini mencoba menghubungkan antara ayat bible mengenai Behemoth dengan penemuan penemuan fossil dinosaurus di era zaman ini.

Banyak beranggapan bahwasanya Behemoth adalah hewan Diplodocus atau hewan Brachiosaurus.

Namun kita jangan ambil kesimpulan dulu , sebelum melihat semua sambungan dari ayat selanjutnya , yaitu ayat 11-19 :



11 Perhatikanlah tenaga di pinggangnya, kekuatan pada urat-urat perutnya!

12 Ia meregangkan ekornya seperti pohon aras, otot-otot pahanya berjalin-jalinan.

13 Tulang-tulangnya seperti pembuluh tembaga, kerangkanya seperti batang besi.

14 Dia yang pertama dibuat Allah, makhluk yang diberi-Nya bersenjatakan pedang;

15 ya, bukit-bukit mengeluarkan hasil baginya, di mana binatang-binatang liar bermain-main. 16 Di bawah tumbuhan teratai ia menderum, tersembunyi dalam gelagah dan paya.

17 Tumbuhan-tumbuhan teratai menaungi dia dengan bayang-bayangnya, pohon-pohon gandarusa mengelilinginya.

18 Sesungguhnya, biarpun sungai sangat kuat arusnya, ia tidak gentar; ia tetap tenang, biarpun sungai Yordan meluap melanda mulutnya.

19 Dapatkah orang menangkap dia dari muka, mencocok hidungnya u dengan keluan?"


Kalau di teruskan ayatnya , maka konteks TB (1974) lebih sesuai dengan sambungan ayat 11-15 , memang sifat yang meyerupai behemoth ada pada hewan Kuda Nil , yaitu sama-sama suka berendam di air dan suka sembunyi di bawah daun teratai.
Namun jika kita perhatikan pada ayat 12 akan memberi sensasi pengertian yang berbeda , kita bisa fokus pada konteks makna “meregangkan ekornya seperti Pohon aras”.

Tahukah kalian besar pohon aras di zaman ini ?


Pohon Aras yang yang masih hidup ada di libanon , yaitu jenis Cedrus Libani , memiliki ukuran tinggi maksimum 37 meter dengan rata rata berdiameter 15-20 meter.

Jadi kita bisa ambil kesimpulan , bahwasanya ekor Behemoth apabila di regangkan , akan memiliki ukuran panjang dan lebar yang sama dengan batang pohon Aras.




Lalu apa hubungannya dengan leviathan dan Tannin ?



TANNIN

Tannin (Ibrani: תנין) atau Tunannu (Ugarit: TNN) adalah rakasa laut di Kanaan, Phoenician, dan mitologi Ibrani yang digunakan sebagai simbol kekacauan dan kejahatan

Menurut Mitologi kanaan

Tannin muncul di Baal Cycle sebagai salah satu hamba Yammu (liter : "Laut") dikalahkan oleh Ba'al (liter:  "Tuhan")  atau terikat oleh adiknya 'Anat. Dia biasanya digambarkan sebagai ular, mungkin dengan ekor ganda.
Menurut Mitologi Yahudi
The tanninim (תַּנִּינִים) juga muncul dalam buku Alkitab Ibrani 'Kejadian,  Exodus,  Ulangan, Mazmur,  Job, Yehezkiel,  Yesaya,  dan Jeremiah. 
Mereka secara eksplisit tercantum di antara makhluk yang diciptakan oleh (para) Elohim pada hari kelima dari penciptaan menurut kitab kejadian, diterjemahkan dalam King James Version sebagai "paus besar".
Tanin yang tercantum dalam Kitab Wahyu Yesaya sebagai salah satu binatang laut untuk dibunuh oleh Yahweh di Hari Akhir, diterjemahkan dalam King James Version sebagai "naga".  Dalam mitologi Yahudi , Tannin kadang-kadang digabungkan dengan terkait monster laut Leviathan dan Rahab.
Seiring dengan Rahab, "Tannin" adalah nama diterapkan ke Mesir setelah Eksodus Israel untuk Kanaan. [1]


Tannin kadang-kadang dikaitkan dengan Tiamat dan, dalam bahasa Ibrani modern, nama tannin berarti buaya. Nama tersebut kemudian diberikan kepada tiga kapal selam di Angkatan Laut Israel: pertama, sebuah kapal selam S-class sebelumnya dikenal sebagai HMS Springer, berada di komisi dari 1958 sampai 1972. Yang kedua, sebuah kapal selam Gal-kelas, berada di komisi dari 1977 sampai 2002. yang ketiga INS Tanin adalah kapal selam kelas Dolphin di komisi sejak 2014.

Tidak ada yang pernah bisa memastikan wujud bentuk asli dari tannin di zaman dulu , tapi pengambaran hewan laut Tannin sudah di tulis dalam pahatan ukiran relief di beberapa bangunan peradaban kuno di seluruh dunia (tidak hanya china dan jepang saja)







LEVIATHAN

Leviathan adalah alih aksara dari suatu perkataan Ibrani yg dipakai hanya pada lima tempat dalam PL. Pada umumnya dikatakan bahwa perkataan Lewiatan berasal dari akar kata lava, bnd lawa (Arab) yg berarti 'membengkokkan', 'memutar'.
Arti harfiahnya adalah 'membengkokkan diri'.
Sebagian ahli berpendapat bahwa mungkin ini adalah kata pinjaman berasal dari Babel. Konteks pemakaiannya dalam PL menunjuk pada beberapa bentuk binatang raksasa yg hidup di air.
Dalam Mazmur 104:26 ditunjukkan dengan jelas bahwa tempatnya di laut dan pada umumnya dibayangkan sebagai ikan paus, atau lumba-lumba.
Dalam Yesaya 27:1, Lewiatan dipakai dua kali secara kiasan, menunjuk kepada kerajaan Asyur ('ular yg meluncur' 'swift' adalah Sungai Tigris yg mengalir dgn lancar) dan Babel ('ular yg melingkar' adalah Sunai Efrat).
Dalam Mazmur 74:14 Lewiatan dipakai sebagai petunjuk terhadap Firaun dan Keluaran sejajar dengan kata Ibrani tannin, 'raksasa sungai atau raksasa laut'.
Kata tannin juga dipakai dalam Yeh 29:3-5 secara kiasan menunjuk kepada Firaun dan orang-orang Mesir, yg gambaran tentang ukuran dan rahang-rahangnya menunjukkan bahwa yg dimaksud adalah buaya.
Dalam Ayub Lewiatan disebut dua kali. Dalam Ayub 3:8 umumnya diartikan sebagai naga, yg menurut dongeng-dongeng kuno diduga menjadi penyebab gerhana karena ekornya melilit matahari. Gambaran yg panjang lebar terdapat dalam Ayub 41:1-30, dan kebanyakan ahli sepakat bahwa binatang yg dimaksud adalah buaya.
Beberapa ahli menolak pandangan ini dengan alasan bahwa buaya tidak akan dilukiskan sebagai yg tak dapat didekati, dan bahwa tak ada petunjuk lain dalam PL tentang buaya di Palestina.
Tapi rupanya penulis masih mengingat akan buaya di Sungai Nil dan penggambaran sebagai makhluk yang tak terkalahkan itu adalah retorik. Satu-satunya penafsiran lain tentang Lewiatan ialah sebagai suatu raksasa dalam mitos, barangkali disamakan dengan naga dalam mitos Babel yg disebut Tiamat. Perkataan itu sama asalnya dengan perkataan lotan (bahasa Ugarit), binatang raksasa berkepala tujuh yang digambarkan sebagai 'ular yang sedang meluncur ... ular yang melingkar-lingkar', dipukul oleh Baal, adalah mengingatkan pada sebutan dalam Yesaya 27:1.

0 komentar:

Posting Komentar